Preview 30 Seconds
Katanya rambut rontok itu cuma terjadi sama mereka yang sudah berusia lanjut. Tapi, apakah hal itu benar adanya atau hanya mitos saja?
Masalah rambut rontok bukan hanya dialami sebagian orang. Bisa dikatakan hampir semua orang pernah mengalami rambut rontok. Maka dari itu banyak informasi yang simpang siur soal penyebab rambut rontok. Cek faktanya berikut ini!
Rambut merupakan bagian tubuh manusia yang mempunyai peran penting untuk melindungi kepala. Namun, rambut juga nggak selalu sehat karena masalah kerontokan dan kebotakan menjadi ancaman bagi setiap orang.
Rambut juga merupakan salah satu bagian dari tubuh yang mengalami siklus sehingga meski mengalami rontok, rambut tetap akan bisa bertumbuh. Siklus rambut terbagi menjadi tiga fase, yaitu :
Setiap hari folikel aktif akan memproduksi sel rambut. Normalnya, rambut rontok 50 – 100 helai per hari. Jika melebihi dari itu maka sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mengatasinya. Penyebab rambut rontok pun bervariasi, ada yang berasal dari faktor psikologis, ada pula yang dari faktor biologis.
Hampir setiap orang pernah mengalami masalah rambut rontok. Penyebab rambut rontok masing-masing orang pun berbeda. Makanya, banyak orang yang akhirnya mendapatkan berbagai informasi seputar penyebab rambut rontok yang kebenarannya belum tentu.
Berikut beberapa mitos penyebab rambut rontok:
Mitos: Stres dapat menjadi penyebab rambut rontok.
Fakta: Rambut rontok yang disebabkan oleh stres biasanya terjadi pada stres jangka panjang, contoh trauma, depresi, gangguan tidur, atau setelah melahirkan. Stres jangka pendek seperti menghadapi kemacetan, terlambat masuk kerja, dan sebagainya, umumnya nggak menyebabkan rambut rontok.
Mitos: Rambut rontok hanya terjadi pada orang yang bertambah usia atau sudah berada di usia 40 tahun ke atas.
Fakta: Seiring bertambahnya usia, manusia akan mengalami kerontokan rambut. Namun, nyatanya kerontokan rambut nggak memandang usia. Tua maupun muda bisa mengalami masalah rambut rontok. Pada usia muda, penyebab rambut rontok bisa karena perubahan hormon, asupan nutrisi yang kurang untuk proses pertumbuhan rambut, hingga styling rambut berlebihan.
Mitos: Kadar testosteron yang berlebihan bisa menyebabkan rambut rontok.
Fakta: Kadar testosteron yang berlebihan tidak menyebabkan rambut rontok. namun, hormon testosteron akan diubah menjadi dihidrotestosteron (DHT) yang jika berlebihan akan menimbulkan kerontokan rambut. Jika kamu berkonsultasi ke dokter dan penyebab rambut rontok adalah karena hormon DHT yang berlebihan, maka kamu akan disarankan untuk mengonsumsi obat yang bekerja efektif menghambat hormon DHT.
Mitos: Terlalu sering keramas bisa membuat rambut rapuh dan menjadi rontok.
Fakta: Belum ada fakta ilmiah yang membenarkan hal tersebut. Rutin keramas justru akan membersihkan kulit kepala sehingga terjaga kebersihan dan kesehatannya. Jika jarang keramas, justru akan membuat kulit kepalamu menjadi berketombe dan akhirnya menghambat pertumbuhan rambut. Lakukan keramas secara rutin, setidaknya dua hari sekali untuk menjaga rambut tetap bersih.
Mitos: Kerontokan rambut bersifat permanen dan tidak dapat diatasi.
Fakta: Rambut memiliki fase tersendiri sehingga rambut rontok tidak akan permanen. Saat rambut mengalami rontok maka selanjutnya akan tumbuh rambut baru. Untuk membantu pertumbuhan rambut, kamu bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dan biotin, nutrisi yang dibutuhkan rambut untuk menghasilkan rambut baru. Nutrisi tersebut bsa didapatkan dari makanan, seperti telur, kacang-kacangan, dan salmon.
Kamu nggak perlu terlalu khawatir ketika mengalami rambut rontok. Hal itu bisa diatasi dengan perawatan rambut rontok yang tepat dan menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga dan memperhatikan asupan yang kaya akan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan rambut. Jangan lupa untuk selalu mengelola stres dan cukup istirahat agar tubuh senantiasa fit serta mendapatkan kesehatan yang prima.